MAKALAH
Pengaruh krisis
global di Indonesia
(Diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah masalah dan & kebijaakan
pembangunan)
Disusun oleh :
ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas penyusunan maklah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Salawat serta salam tidak lupa saya haturkan kepada jujungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, saya sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari banyaknya kekukarangan yang
masih terdapat dalam maklah ini. Namun saya tidak berhenti untuk memperbaiki segala kekurangannya dan bersedia
mendengarkan segala masukan dan saran dari semua pihak.
Saya juga mengucapkan terimah kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
BAB III PENUTUP......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem
Ekonomi Amerika Serikat dibawah kepemimpinan presiden George Walter Bush dari
partai Republik menganut sistem liberal yang benar-benar liberal. Membiarkan
mekanisme pasar mengatur perekonomian tanpa campur tangan pemerintah. Nampaknya
hal ini dapat dijadikan salah satu pemicu krisis ekonomi yang terjadi di
Amerika Serikat. Karena ketergantungan yang terlalu besar pada pasar maka
ketika pasar jatuh ekonomi negara pun ikut jatuh.
Krisis
ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini nampaknya tidak hanya
berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat saja namun juga
perlambatan pertumbuhan ekonomi negara lain. Masalah awal krisis ini setelah
masalah sistem ekonomi yang terlalu bebas ialah adanya kemacetan kredit di
sektor perumahan. Masalah juga timbul karena maraknya kasus pemberian bonus
pada mereka yang mampu dan berhasil meminjamkan dana besar-besaran ke sektor
properti tanpa memeprtimbangkan kemampuan mengembalikan dana perusahaan atau
pihak yang menerima pinjaman tersebut. Hanya karena tergiur oleh adanya bonus
maka para pemilik modal tanpa ragu meminjamkan dana tersebut. Dana besar telah
dikucurkan di sektor perumahan yang digunakan untuk membangun di sektor
perumahan.
Namun
kenyataannya pembangunan besar-besaran yang disertai dana besar itu tidak
disertai daya serap pasar sehingga tak laku jual dan akhirnya menimbulkan
kerugian dan tidak mampu mengembalikkan pinjaman. Banyak perusahaan besar di
Amerika Serikat yang terjerat hutang dan beresiko bangkrut. Ketidakmampuan para
perusahaan atau pihak peminjam untuk mengembalikkan pinjaman yang berimbas pada macetnya
rangkaian kerja dari sistem keuangan dunia, penarikan modal oleh para investor
yang khawatir dengan keadaan ekonomi global serta diikuti oleh anjlok nya harga
saham di berbagai bursa saham mengakibatkan adanya perlambatan pertumbuhan
ekonomi di berbagai negara di dunia.
Krisis
ekonomi Amerika Serikat kini telah berubah nama menjadi krisis global dan
memberikan efek domino pada bidang-bidang dan negara lain. Karena yang
merasakan dampaknya bukan hanya Amerika Serikat tapi juga negara lain seperti
negara-negara di Eropa (apalagi yang termasuk 9 sekutu Amerika Serikat), Asia
termasuk Indonesia yang terkena imbas pada melemahnya nilai rupiah terhadap
dolar Amerika Serikat, yang akhirnya membawa berbagai dampak dalam berbagai
bidang dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia.
Parahnya
efek domino yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi di Amerika Serikat yang kini
menjadi krisis global, khususnya di Indonesia menjadi alasan utama saya untuk
mengangkat topik mengenai krisis global dan pengaruh yang ditimbulkan khususnya
di Indonesia. Saya pikir sangat penting bagi kita semua sebagai masyarakat
dunia yang peduli akan dunia ini untuk mengetahui, memahami, dan memberikan
kontribusi berupa solusi bagi masalah krisis ekonomi global yang juga kini
tengah dihadapi Indonesia.
Maka
saya menyusun tulisan ini dengan judul ”Pengaruh Krisis Global di Indonesia”.
Tulisan ini bertujuan membantu memberikan pemahaman mengenai permasalahan
krisis global yang sedang kita hadapi dan memberikan kontribusi solusi atas
permasalahan tersebut. Disamping untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Penulisan Ilmiah.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
kronologi munculnya krisis global?
2.
Apa
pengaruh krisis global di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kronologi terjadinya krisis global
Bermula dari tumbangnya
beberapa perusahaan besar di Amerika yang bangkrut karena macetnya pembayaran
kredit perumahan. Macetnya kredit mengakibatkan kerugian di pihak kreditor dan
mengganggu aktivitas rangkaian sistem kerja keuangan Amerika Serikat dan dunia.
Macetnya kredit mmembuat para investor ingin menarik investasinya dan membuat
perolehan laba di lembaga keuangan menurun akibat adanya ketidakpercayaan
konsumen.
Lehman Brothers Inc
merupakan perusahaan sekuritas keempat terbesar di Amerika Serikat. Lehman menderita bangkrut karena tidak
mampu membayar utang senilai 613 miliar dollar Amerika Serikat kepada kreditor.
Kebangkrutan Lehman ini mempengaruhi
banyak simpul ekonomi di berbagai negara. Karena Lehman Brother sebelumnya
menerima suntikan dana dari para investor dari berbagai belahan dunia termasuk
juga bank dunia yang memberikan pinjaman dana besar kepada Lehman dan kini terkena imbas kebangkrutan Lehman, yang akhirnya mulai mengganggu sistem keuangan dunia.
Maka dari itu kebangkrutan Lehman membuat Amerika Serikat
menyuntikkan dana sebesar 70 miliar dollar AS, Bank Sentral Eropa 99,4 miliar
dollar AS, Bank Inggris 35,6 miliar dollar AS, Bank Nasional Swiss 7,2 miliar
dollar AS dan Bank Jepang 24 miliar dollar AS.
Berbagai suntikan dana di atas
harus dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengantisipasi kebangkrutan yang
lebih parah lagi terhadap Lehman dan
memberikan dana bagi para investor yang menarik investasinya. Suntikan dana
juga bertujuan menjaga transaksi bisnis seperti pembiayaan perdagangan lintas
dunia.
Kebangkrutan lainnya juga
dialami Worldcom Inc dan Enron Corp dengan kasus yang mirirp
dengan kebangkrutan yang dialami Lehman
Brothers Inc.
Efek krisis global ekonomi
yang diderita Amerika Serikat ini memeiliki efek domino yang sangat kuat.
Krisis ekonomi yang awalnya hanya diderita Amerika Serikaat saja kini mulai
merembet ke negara lain terutama negara berkembang yang masih membutuhkan
bantuan dana interansional, dengan adanya krisis ini secara langsung bantuan
internasional akan dikurangi guna mencegah krisis ekonomi dunia yang
berlarut-larut. Macetnya ekspor, hilangya likuiditas beberapa bank, pemutusan
tenaga kerja, pudarnya kepercayaan investor dan konsumen, dan anjloknya
perolehan laba di berbagai sektor keuangan karena adanya pemangkasan suku
bunga, otomotif, penerbangan yang tidak kalah pentingnya ialah jatuhya berbagai
indeks saham di berbagai bursa Eropa, Asia dan Amerika Serikat itu sendiri
meruapakan dampak umum krisis global.
Krisis ekonomi yang terjadi di
Amerika Serikat juga merupakan pemicu adanya resesi di bidang investasi,
perdagangan, bantuan serta kepercayaan konsumen pada negara lain seperti India,
Cina, Brasil dan Rusia. Negara lain yang terkena imbas nya juga ialah Jepang
pada sektor ekspor yang anjlok, negara-negara di Eropa seperti Inggris,
Belanda, Swiss yang penerimaan laba pada lembaga keuangannya ikut anjlok dan
kehilangan likuiditasnya karena adanya ketidakpercayaan konsumen. Pada dasrnya
semua negara yang pernah menjadi invetsor bagi Lehman termasuk bank dunia kini terkena imbas kebangrutan Lehman, hal itu berarti mereka juga
merasakan krisis yang dialami Lehman
di Amerika Serikat.
Menghadapi itu semua
negara-negara di dunia terus mengadakan upaya penyelamatan lewat dialog.
Melalui G-20, APEC, OPEC, dan berbagai organisasi lainnya
Lalu bagaimana dengan nasib
Indonesia? Indonesia juga merupakan salah satu negara yang terkena pengaruh
krisis global yang sedang menjadi tren belakangan ini. Walaupun para pejabat
pemerintah selalu berusaha menenangkan publik dengan cara memperlihatkan sikap
tenang dalam menghadapi gejolak krisis dan selalu mengatakan bahwa mereka
optimis pengaruh krisis tidak akan terasa signifikan di Indonesia melalui
berbagai media, salah satunya melalui Kompas edisi 21 November 2008, kompas
mencatat bahwa [1]pemerintah
masih percaya diri di tengah gejolak krisis global yang sangat mempengaruhi
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang pada 20 Novemebr 2008 saja telah
mencapai Rp.12.230. nilai ini dicapai setelah beberapa kali pelemahan yang
terjadi terhadap rupiah sejak awal oktober Rp.9.555 menuju pertengahan
Rp.11.743 hingga akhir oktober Rp.12.230
B. pengaruh krisis global yang juga
dirasakan Indonesia
1.
Melemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, adanya fluktuasi.
Hal ini
disebabkan karena krisis global yang terjadi di Amerika Serikat membuat para
investor secara bersamaan melepas saham di bursa kemudian mengkonversi dananya
ke dollar AS, adanya aturan baru mengenai harus
adanya tujuan yang jelas untuk pembelian valas di atas 100.000 dollar
AS, aturan itu diberlakukan oleh Bank Indonesia dan direspon beragam oleh
masyarakat luas. Ada yang panik sehingga mereka justru membororng dollar,
nasabah yang memiliki dollar pun tidak mau mengkonversikan dollar AS mereka ke
rupiah karena khawatir nantinya akan kesulitan mendapatkan dollar. Hal-hal
tersebut membuat pasokan dollar AS di pasar semakin terbatas sementara
permintaan semakin tinggi. Hal tersebut memacu lemahnya nilai jual rupiah
terhadap mata uang asing, salah satunya dollar dan yen.
2.
Labilnya
pergerakan indeks saham yang cenderung menurun di Bursa Efek Indonesia yang
berdampak pada sepinya Bursa Efek Indonesia.
Hal itu disebabkan
anjloknya IHSG (Indeks Hasil Saham Gabungan) hingga 51,04 persen sejak Jnuari
2008 hingga akhir Oktober 2008, maka para investor yang telah mencabut
investasinya belum percaya terhadap pasar modal yang belum pulih akibat krisis
global. [2]Walaupun
menurut pengamat pasar modal Felix Sinhunata sebenarnya keadaan fundamental
perekonomian Indonesia dan emiten di Bursa Efek Indonesia tergolong stabil
bahkan cukup banyak emiten yang menunjukkan kinerja operasional dan keuangan yang meningkat namun itu semua
tidak mampu mengalahkan faktor eksternal yaitu krisis global yang masih
membayangi para investor.
3.
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa pihak terkait seperti Menteri Koordiantor
Perekonomian dan Gubernur Bank Indonesia mengeluarkan sepuluh langkah
pemerintah menghadapi krisis, yaitu:
Ø Menjaga kesinambungan neraca pembayaran
dengan mewajibkan semua BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menempatkan semua
valuta asingnya di Bank dalam negeri dalam satu kiring house.
Ø Menjaga kesinambungan neraca pembayaran dan
mempercepat pembangunan infrastruktur dengan kebijakan mempercepat pembangunan
proyek-proyek yang sudah mendapat komitmen pembiayaan baik bilateral maupun
multilateral.
Ø Menjaga kestabilan likuiditas dan mencegah
terjadinya perang harga. Menginstruksikan BUMN untuk tidak melakukan pemindahan
dana dari bank ke bank.
Ø Menjaga kepercayaan pelaku pasar terhadap
SUN dengan melakukan stabilisasi pasar SUN. BUMN dilarang melakukan pembelian
SUN di pasar sekunder.
Ø Memanfaatkan hubungan bilateral swap arrangament dari Bank Jepang, Bank
Cina, dan Bank Korea apabila diperlukan.
Ø Menjaga kelangsungan ekspor dengan
memberikan garansi terhadap resiko pembayaran bagi pembeli.
Ø Menjaga sektor rill dengan mengurangi
pungutan ekspor menjadi nol persen.
Ø Menjaga keseimbangan fiskal 2009.
Ø Mencegah impor ilegal.
Ø Meningkatkan pengawasan barang beredar.
4.
Pemerintah
melalui Bank Indoensia mengambil alih kepemilikan Bank Century yang kekurangan
modal akibat krisis global guna memberi rasa aman pada nasabah.
5.
Pemberlakuan
keharusan adanya tujuan yang jelas untuk pembelian valuta asing di atas 100.000
dollar AS per bulan guna mengurangi kegiatan spekulasi di pasar valuta asing.
6.
Para
buruh tekstil di Surabaya sejumlah 7000 orang dirumahkan. Hal ini merupakan
akibat dari adanya krisis global yang mengakibatkan nilai rupiah berfluktuasi
dan gagalnya ekspor
7.
Usaha
tekstil di Bandung terpengaruh krisis global. Menurut Ketua Asosiasi
Pertekstilan Indoensia, sebagian besar pabrik tekstil di Bandung kini telah
merumahkan masing-masing sekitar 30 sampai 100 orang buruh nya.
8.
600
Restoran asing kesulitan bahan baku. Hal ini diakibatkan krisis global dan
ketatnya pengawasan bahan pangan impor.
9.
Sekitar
1.400 buruh di Jawa Tengah (Semarang dan Solo) dirumahkan. Hal ini merupakan
akibat dari pembatalan ekspor.
10.
Adanya
rencana pengajuan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap 12.600 pekerja di bidang
manufaktur kepada pemerintah.
11.
Bertambahnya
utang luar negeri.
12.
Kesulitan
mendanai pembangunan dari pasar ekuiditas dan kredit internasional.
Hal ini dikarena adanya krisis global sehingga
perhatian dunia dialihkan pada usaha penyelamatan ekonomi dunia dan mengabaikan
negara berkembang seperti Indonesia.
Melihat keadaan yang ada saat ini di Indonesia,
sebenarnya layaklah jika dikatakan derita krisis global tak seharusnya menjadi
derita Indonesia juga, dikarenakan fundamental ekonomi Indonesia sebagai negara
berkembang yang cukup baik. Pada Kompas edisi Kamis, 20 November 2008 mencatat
bahwa Indonesia merupakan korban tidak bersalah di urutan nomor satu dan
meminta pada dunia untuk diprioritaskan.
Memang sudah sepantasnya
permintaan itu diserukan Indonesia, karena seharusnya usaha penyelamatan
ekonomi dunia khususnya Amerika Serikat juga harus tetap memeperdulikan
perkembangan negara berkembang seperti Indonesia yang sebenarnya tak ikut ambil
bagian dalam penyebab terjadinya krisis global.
Saya cukup setuju dengan
langkah yang diambil pemerintah ditengah krisis global ini kita jangan lagi
lari kepda Dana Moneter Internasional. Mengingat pengalaman buruk yang pernah
terukir dengan Dana Moneter Internasional sepuluh tahun lalu hingga kini dampak
jeratan hutang akibat kerja sama itu masih terasa.
Pemerintah telah mengambil
langkah yang tepat dengan memperkuat hunbungan bilateral dan multirateral.
Sehingga melalui hubungan itu kita tetap bisa mendapatkan kucuran dana yang
sehat.
Sekarang tinggal keseriusan
pemerintah saja dalam menjalankan semua kebijakan yang telah disepakati
bersama. Kejujuran dalam mengalokasikan dana juga sangat diperlukan, tidak hanya demi mengatasi krisis global tapi juga demi
percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesi
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Kemacetan kredit hanyalah
alasan kedua adanya krisis global. Krisis global yang terjadi belakangan ini
merupakan buah keteledoran sistem ekonomi Amerika Serikat yang terlalu
tergantung dengan mekanisme pasar dan berdampak pada negara-negara lain
termasuk Indonesia. Untuk itu diperlukan perubahan sistem ekonomi pada Amerika
Serikat.
2.
Kritik
Sistem ekonomi yang digunakan
Amerika Serikat dibawah kepemimpinan presiden George Walter Bush terlalu bebas
dan tergantung pada pasar sehingga pada saat pasar jatuh ekonomi negara juga
ikut jatuh. Di tengah krisis ekonomi yang sedang menjadi tren, seharusnya dunia
tidak boleh mengabaikan kelangsungan hidup negara-negara berkembang seperti
Indonesia. Hal itu tercermin dari besarnya dampak yang diterima oleh negara
berkembang seperti Indonesia. Padahal krisis itu diakibatkan oleh mandeknya
ekonomi Amerika Serikat. Namun dampaknya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
hampir semua negara di dunia apalagi negara berkembang seperti Indonesia.
3.
Saran
Kepada presiden terpiih
Amerika Serikat sebaiknya mengganti sistem ekonomi yang ada dengan sistem
ekonomi Keynesian, seperti acuan partai Demokrat, yang lebih mementingkan
pengurangan pengangguran dan pengawasan pasar modal. 10 langkah yang dibuat
oleh presiden, menteri koordinator perekonomian dan gubernur Bank Indonesia
sebaiknya dijalankan semaksimal mungkin agar dampak krisis global dapat
dikurangi dan membentuk perekonomian yang kuat dan tidak terlalu tergantung
dengan negara lain. Agar nantinya di lain hari jika terjadi krisis global lagi
kita sudah lebih siap.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas edisi Kamis, 20 November 2008 (halaman 17)
Kompas edisi Jumat, 24
Oktober 2008 (halaman 1, 15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar